Belimbing merupakan buah khas daerah tropis. Penyebaran awalnya di daerah Asia Tenggara dan juga ditemukan di India dan Pakistan. Buah belimbing disukai karena rasa asam-manis yang menyegarkan. Namun siapa sangka, buah ini bisa mendatangkan bahaya juga.
Kini penyebaran tanaman belimbing meluas hingga ke Amerika Serikat (Florida) dan Amerika latin. Buah belimbing atau dikenal dengan star fruit, memiliki bentuk yang khas. Bila di potong melintang, penampakannya seperti bintang.
Tanaman belimbing memiliki nama ilmiah Averrhoa carambola, termasuk dalam keluarga Oxalidaceae. Buahnya banyak mengandung asam oxalat. Zat menjadi racun mematikan bila dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi.
Pohon belimbing memiliki daun majemuk, ukurannya kecil-kecil namun rimbun. Warna bunganya merah hingga merah muda dan berkelompok di sekitar percabangan. Bunganya mudah berguguran apalagi saat tertimpa hujan. Warna buah belimbing, hijau pekat ketika masih muda dan berubah menjadi terang hingga kuning keemasan setelah matang.
Nutrisi buah belimbing
Rasa buah belimbing asam manis, cocok untuk pelepas dahaga di musim panas. Pada buah yang matang sempurna, kandungan gulanya cukup tinggi. Terlihat dari rasanya yang sangat manis. Biasa dikonsumsi dalam bentuk segar, jus, manisan atau asinan.
Buah belimbing merupakan sumber vitamin C yang baik. Seperti telah diketahui umum, vitamin C sangat berguna memelihara daya tahan tubuh, kesehatan kulit dan kecantikan. Kesitimewaan lain buah belimbing adalah penuh dengan kandungan antioksidan dan flavonoid. Zat yang berperan dalam memerangi penuaan dini, perbaikan sel-sel rusak dan mencegah kanker.
Rata-rata dalam satu buah belimbing hanya mengandung 30 kalori. Kandungan seratnya sangat tinggi, baik untuk melancarkan gangguan buang air besar. Buah belimbing bisa dikonsumsi dalam bentuk segar atau olahan tanpa banyak mengalami penurunan kandungan nutrisi.
Bahaya bagi penderita ginjal
Bagi Anda yang memiliki ginjal sehat, boleh mengonsumsi buah ini sebanyak yang Anda suka. Tapi, jangan coba-coba bagi yang memiliki gangguan fungsi ginjal.
Bagi penderita penyakit ginjal mengonsumsi buah belimbing secara berlebih bisa mengakibatkan keracunan. Gejalanya mulai dari cegukan, muntah, gangguan kesadaran, penurunan kekuatan otot, mati rasa anggota badan, insomnia, kejang hingga menyebabkan kematian walau jarang terjadi.
Keracunan buah belimbing ditengarai karena kandungan asam oxalat yang tinggi. Pada orang sakit ginjal, asam oksalat akan terakumulasi alias tidak terbuang bersama air kencing. Sehingga konsentrasinya makin tinggi hingga menyebabkan keracunan.
Namun penelitian lain membantahnya, karena mengonsumsi pangan kaya asam oxalat seperti bayam, tidak menujukkan gejala yang sama. Sehingga disimpulkan keracunan tersebut disebabkan oleh zat yang belum diketahui.
Pengobatan akibat keracunan buah belimbing bisa disembuhkan dengan metode dialisis dan hemodialisis atau cuci darah. Pada gejala berat, seperti kehilangan kesadaran, metode dialisis tidak menunjukkan efek berarti. Penyembuhan harus dilakukan dengan cara hemodialisis.
Pasien yang menderita keracunan berat dan melakukan hemodialisis bisa disembuhkan total. Tidak lagi menunjukan gejala keracunan. Namun pada pasien yang tidak diobati bisa menyebabkan kematian.